Khazanah Tenun Tradisional NTB
Rp249.000
Tradisi menenun: Nyesek (bahasa Sasak Lombok), Nesek (Samawa/Sumbawa dan Sumbawa Barat) dan Muna (Mbojo: Bima dan Dompu) telah berlangsung berabadabad lamanya. Seperti halnya sejarah tenun (wastra) Nusantara, aktivitas menenun di NTB diperkirakan dimulai dari zaman neolitikum. Dalam perkembangannya, kain tenun yang semula polos tanpa motif, dikreasikan menjadi tenunan yang kaya corak dan ragam hias bentuk flora dan fauna seperti dikenal saat ini. Ragam hias itu bukan sekadar aksesoris pada kain tenun, melainkan juga sebuah produk budaya dan identitas yang lahir dari kreativitas: karya, cipta, dan rasa manusia (petenun). Ragam hias itu merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang diyakini hidup dan berkembang dalam kehidupan komunal masyarakat NTB, kemudian diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Buku ini secara sekilas menggambarkan sejarah tradisi menenun NTB dari masa ke masa. Disebut sekilas karena tulisan dalam buku ini bukanlah karya ilmiah, melainkan amatan empirik dan wawancara dengan para petenun dan pemerhati budaya (Sasak, Samawa, dan Mbojo), telusur pustaka, tulisan hasil penelitian dari mahasiswa dan dosen sejumlah perguruan tinggi seputar kain tenun. Turut pula memperkaya isi buku ini adalah sokongan bacaan dari rekan-rekan dan catatan bahan-bahan tulisan yang karena alasan ruang, tidak bisa termuat di surat kabar selama penulis menjadi wartawan Harian Kompas (1990-2020). Kesemuanya itu kemudian ?dijahit? menjadi sejumlah tulisan/artikel yang tersaji di dalam buku ini.
Weight | 0,4 kg |
---|---|
Penulis | |
Penerbit | Penerbit Buku Kompas |
Tahun terbit | |
Halaman | 350 halaman |
Genre | Social Sciences |
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.