Giyugun Tentara Sukarela Pada Pendudukan Jepang Di Jawa dan Sumatra
Rp98.000
Jawa Bō’e’i Giyūgun (PETA) dan Giyūgun Sumatra adalah perintis perjuangan
kemerdekaan yang menjadi inti dari BKR pada awal revolusi. Baik Jawa Bō’e’i
Giyūgun maupun Giyūgun Sumatra mulamula dibentuk untuk kepentingan pertahanan
tentara Jepang pada 1943, yaitu untuk mobilisasi tenaga rakyat Indonesia terhadap invasi tentara Sekutu. Kebetulan, kepentingan rakyat Indonesia dan tentara Jepang cocok sehingga bangsa Indonesia antusias saat Jepang mengumumkan pembentukan pasukan Indonesia itu. Kedua giyūgun itu sifatnya sukarela dan mandiri dari tentara Jepang. Di Jawa, unit PETA yang paling besar disebut daidan (batalyon) dan terdiri dari kurang lebih 500 prajurit. Di seluruh Jawa terbentuk 66 daidan dengan sekitar 35.000 prajurit. Jumlah itu sebenarnya lebih besar daripada jumlah prajurit Jepang yang ada di Jawa. Sebanyak 66 daidan tersebar di setiap keresidenan. Adapun Giyūgun Sumatra juga dibentuk di seluruh Sumatra dan diperkirakan mempunyai puluhan ribu prajurit. Baik di Jawa maupun di Sumatra, perwira Indonesia diberi pendidikan militer yang kualitasnya cukup tinggi sehingga mereka mampu membentuk pasukan untuk perjuangan kemerdekaan sesudah Proklamasi. Mantan perwira PETA dan Giyūgun Sumatra memegang peranan penting dalam TNI sesudah selesai revolusi.
Buku Original
Ukuran Buku : 21cm X14cm
Halaman :
Pengarang : Aiko Kurasawa
Genre : Social Sciences
Jawa Bō’e’i Giyūgun (PETA) dan Giyūgun Sumatra adalah perintis perjuangan
kemerdekaan yang menjadi inti dari BKR pada awal revolusi. Baik Jawa Bō’e’i
Giyūgun maupun Giyūgun Sumatra mulamula dibentuk untuk kepentingan pertahanan
tentara Jepang pada 1943, yaitu untuk mobilisasi tenaga rakyat Indonesia terhadap invasi tentara Sekutu. Kebetulan, kepentingan rakyat Indonesia dan tentara Jepang cocok sehingga bangsa Indonesia antusias saat Jepang mengumumkan pembentukan pasukan Indonesia itu. Kedua giyūgun itu sifatnya sukarela dan mandiri dari tentara Jepang. Di Jawa, unit PETA yang paling besar disebut daidan (batalyon) dan terdiri dari kurang lebih 500 prajurit. Di seluruh Jawa terbentuk 66 daidan dengan sekitar 35.000 prajurit. Jumlah itu sebenarnya lebih besar daripada jumlah prajurit Jepang yang ada di Jawa. Sebanyak 66 daidan tersebar di setiap keresidenan. Adapun Giyūgun Sumatra juga dibentuk di seluruh Sumatra dan diperkirakan mempunyai puluhan ribu prajurit. Baik di Jawa maupun di Sumatra, perwira Indonesia diberi pendidikan militer yang kualitasnya cukup tinggi sehingga mereka mampu membentuk pasukan untuk perjuangan kemerdekaan sesudah Proklamasi. Mantan perwira PETA dan Giyūgun Sumatra memegang peranan penting dalam TNI sesudah selesai revolusi.
Weight | 0,3 kg |
---|---|
Dimensions | 14,0 × 21,0 × 2,0 cm |
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.