“Manusia Baru” Indonesia
Rp119.000
NEGARA-NEGARA pascakolonial seperti Indonesia menghadapi banyak tantangan sekaligus: transisi dari rezim kolonial yang represif dan tidak memercayai rakyatnya, menuju negara-bangsa yang mendorong warganya untuk berpartisipasi dalam demokrasi. Sayangnya, demokrasi dalam negarabangsa yang baru itu rapuh. Proses ini juga melibatkan retooling fundamental ekonomi untuk mewujudkan pergeseran besar dari ekstraksi paksa tenaga kerja dan produk untuk pasar dunia, menuju pembangunan ekonomi yang melayani kesejahteraan rakyat. Selain itu, perbedaan struktural ras dan etnis yang menjadi ciri negara kolonial harus diberantas untuk membuka jalan bagi inklusi dan kesetaraan. Transisi utama berkaitan dengan pergeseran dari subjek menjadi warga negara. Gagasan modern tentang rekayasa sosial dan ekonomi memungkinkan para pemimpin untuk membayangkan dan menerapkan lintasan menuju kemajuan. Dalam buku ini, Rhoma Dwi Aria Yuliantri mengeksplorasi perdebatan tentang manusia baru Indonesia dan konteks yang terjadi dengan penekanan pada tahun 1950-an. Yang membuat buku ini istimewa adalah fokus pada Njoto, salah satu tokoh terkemuka antara tahun 1950 hingga kematiannya pada 1966, dan kontribusinya dalam debat. Penempatan Njoto sebagai fokus adalah perspektif yang berani dan perlu karena membantu kita untuk belajar tentang pembaruan masyarakat dan hambatannya di masa-masa awal negara-bangsa Indonesia. Henk Schulte Nordholt, Profesor Emeritus Indonesian History Leiden University; mantan Direktur Penelitian KITLV Leiden.
NEGARA-NEGARA pascakolonial seperti Indonesia menghadapi banyak tantangan sekaligus: transisi dari rezim kolonial yang represif dan tidak memercayai rakyatnya, menuju negara-bangsa yang mendorong warganya untuk berpartisipasi dalam demokrasi. Sayangnya, demokrasi dalam negarabangsa yang baru itu rapuh. Proses ini juga melibatkan retooling fundamental ekonomi untuk mewujudkan pergeseran besar dari ekstraksi paksa tenaga kerja dan produk untuk pasar dunia, menuju pembangunan ekonomi yang melayani kesejahteraan rakyat. Selain itu, perbedaan struktural ras dan etnis yang menjadi ciri negara kolonial harus diberantas untuk membuka jalan bagi inklusi dan kesetaraan. Transisi utama berkaitan dengan pergeseran dari subjek menjadi warga negara. Gagasan modern tentang rekayasa sosial dan ekonomi memungkinkan para pemimpin untuk membayangkan dan menerapkan lintasan menuju kemajuan. Dalam buku ini, Rhoma Dwi Aria Yuliantri mengeksplorasi perdebatan tentang manusia baru Indonesia dan konteks yang terjadi dengan penekanan pada tahun 1950-an. Yang membuat buku ini istimewa adalah fokus pada Njoto, salah satu tokoh terkemuka antara tahun 1950 hingga kematiannya pada 1966, dan kontribusinya dalam debat. Penempatan Njoto sebagai fokus adalah perspektif yang berani dan perlu karena membantu kita untuk belajar tentang pembaruan masyarakat dan hambatannya di masa-masa awal negara-bangsa Indonesia. Henk Schulte Nordholt, Profesor Emeritus Indonesian History Leiden University; mantan Direktur Penelitian KITLV Leiden.
Weight | 0,3 kg |
---|---|
Dimensions | 14 × 21 × 3 cm |
Penulis | |
Penerbit | Penerbit Buku Kompas |
Tahun terbit | |
Halaman | 304 halaman |
Genre | Social Sciences |
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.