Tentara Kok Mikir?
Rp175.000
Pekatnya duka tertoreh dalam hidup Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo. Pada usia lima tahun, ia dan dua adiknya sudah ditinggal wafat sang ibu. Menginjak remaja, Agus kehilangan sang ayah dengan tragis. Ayahnya, Mayjen TNI (Anumerta) Sutojo Siswomihardjo, dibunuh pada Tragedi 1965. Tak mudah bagi Agus membersihkan pekatnya duka dan melewati masa-masa kritis itu. Namun, perjuangan dan jiwa besarnya menuntun dia hingga bertransformasi menjadi pribadi yang luar biasa. Meski terjal, karier militer Agus telah menjadikannya jenderal bintang tiga hingga Gubernur Lemhannas. Judul buku ini mungkin bikin orang mengernyitkan dahi. Ada persepsi, tentara identik dengan perang dan kerja lapangan. Padahal di balik semua itu, ada konseptornya. Kemampuan intelektual dan olah budi yang matang sangat dibutuhkan, apalagi di era Revolusi Industri 4.0. Di situlah Agus Widjojo berperan, bahkan ada yang menilai pemikirannya jauh lebih maju melampaui zamannya. Ia tipikal tentara pemikir yang out of the box sehingga ide-idenya sering dianggap nyeleneh. Bagaimana pahit getir Agus berdamai dengan masa lalunya dan bertransformasi menjadi juru damai, serta kiprahnya sebagai figur tentara reformis? Buku ini menjawab dengan menyajikan kisah hidup, perjuangan, ide-ide, dan tentu saja kontroversi yang senantiasa menyertainya.
Weight | 0,4 kg |
---|---|
Dimensions | 23 × 15 × 3 cm |
Penulis | |
Penerbit | Penerbit Buku Kompas |
Tahun terbit | |
Halaman | 440 halaman |
Genre | Biografi |
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.